Rumah Adat Jawa Tengah (Joglo), Gambar, dan Penjelasannya – Rumah Adat Jawa Tengah atau Masyarakat dari suku Jawa telah mengenal beragam desain hunian dalam budayanya masing masing. Salah satu yang sangat banyak dikenal ialah desain rumah adat bernama Joglo. Desain ini memang lebih dikenal sebab selain lebih banyak dikenakan juga dianggap mempunyai gaya arsitektur yang sangat unik serta sarat dengan nilai filosofis kemasyarakatan.
Rumah Adat Jawa Tengah – Namun, Apa saja sih keunikan dari gaya arsitektur dan nilai-nilai filosofis yang ada pada bangunan rumah adat Jawa Tengah ini? Yuk mari kita simak uraiannya yang ada di bawah ini!
1. Arsitektur Rumah Joglo – Desain atap dapat dihasilkan dari pola tiang-tiang yang menyangga pada rumah. Utamanya ialah pada bagian tengah rumah tersebut, terdapat 4 tiang yang memiliki ukuran lebih tinggi yang menyangga pada beban atap. Keempat tiang tersebut yang kerap disebut dengan “soko guru” ini menyangga dan menjadi tempat pertemuan dalam rangka atap yang menopang beban atap.
2. Fungsi Rumah Adat – Selain mempunyai fungsi sebagai ikon budaya dan yang menggambaran kehidupan sosial masyarakat Jawa, rumah Joglo pun pada dasarnya berfungsi sebagai sebuah tempat tinggal. Untuk dapat menunjang fungsi yang satu ini maka rumah adat Jawa Tengah ini dibagi menjadi beberapa susun ruangan dengan fungsinya masing-masing yakni seperti tampak pada denah yang ada di samping, yakni:
1. Pendapa. Bagian ini terdapat pada bagian depan rumah. Biasanya difungsikan sebagai salah satu aktivitas formal, seperti pertemuan, tempat pagelaran seni wayang kulit dan juga tari-tarian, dan upacara adat.
2. Pringitan. Pada Bagian ini terletak antara pendapa dan juga rumah dalam (omah njero). Selain difungsikan sebagai jalan masuk, lorong pun sering digunakan sebagai tempat pertunjukan wayang kulit.
3. Emperan. Emperan yang digunakan sebagai tempat menerima tamu, tempat bersantai, dan juga kegiatan publik lainnya. Pada emperan umumnya terdapat sepasang kursi kayu dan juga adanya meja.
4. Omah njero. Di Bagian ini sering juga disebut dengan omah mburi, dalem ageng, atau juga omah saja. kadang pun sering disebut sebagai omah-mburi, dalem ageng atau pun omah. Kata omah dalam masyarakat Jawa kerap digunakan sebagai istilah yang banyak mencakup arti kedomestikan, yakni sebagai sebuah unit tempat tinggal.
5. Senthong-kiwa. Yang Berada di sebelah kanan dan juga terdiri dari beberapa ruangan didalamnya. Ada yang berguna sebagai kamar tidur, gudang, tempat menyimpaan persediaan makanan, dan juga lain sebagainya.
6. Senthong tengah. Bagian ini terletak ditengah bagian dalam. Sering juga disebut pedaringan, boma, atau krobongan. Sesuai dengan letaknya yang berada jauh di dalam rumah, bagian ini berfungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti harta keluarga atau pusaka semacam keris, dan lain sebagainya
7. Senthong-tengen. Bagian ini sama seperti Senthong kiwa, baik fungsinya maupun pembagian ruangannya.
8. Gandhok. Merupakan bangunan tambahan yang letaknya mengitari sisi belakang dan samping bangunan inti.